Jakarta – Korps Mahasiswa atau disingkat KOPMA, badan otonom dari Gerakan Pemuda Islam Indonesia (GPII) yang saat ini masih aktif dan berperan kritis dalam mengawal situasi Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Kopma bagian besar anggotanya terdiri mahasiswa, konkrit dalam perjuangannya terus memberikan performa solusi dan saran melalui diskusi.
Pada 9 Agustus 2019 PP Korps Mahasiswa GPII menggelar acara Diskusi Publik di Aula M. Natsir Menteng raya No.58, Menteng Jakarta Pusat.
Pemaparan dalam diskusi tersebut secara garis besar berbicara mengenai persatuan Indonesia pasca pemilu Presiden dan Wakil Presiden, Pileg DPR RI, Propinsi, Kota /Kabupaten dan DPD RI yang bersama-sama telah dilaksanakan dalam agenda Pesta Demokrasi Pilkalda Serentak 2019.
Menurut M. Husni Hasan selaku ketua umum PP Koprs Mahasiswa GPII, menyampaikan bahwa pasca selama pilkada serentak yang telah dilaksanakan harus dijadikan sebuah pembelajaran dan diambil hikmah bagi semua kalangan.
Situasi yang terjadi pada saat itu begitu panas, bagaimana mempertontonkan keegoisan perspektif, saling serang satu dengan yang lain sebab karena beda pilihan menimbulkan kericuhan dikalangan elit hingga bawah sehingga menimbulkan korban yang mana masyarakat hanya ikut terbawa dan terlena dalam arus politik adu domba.
Maka dalam dinamika yang selama ini terjadi korps mahasiswa bersama-sama mengajak kembali kepada masyarakat untuk saling rukun dan damai menjaga persatuan indonesia dalam kebhinekaan.
Menjaga persatuan Indonesia tidak bisa sendiri dilakukan dari kalangan masyarakat saja tapi pemerintah harus ikut juga menjadi mediasi dalam terbentuknya Ukhuwah Umat. Semboyan Bhineka tunggal ika sudah bagian dari history kebudayaan indonesia yang mencerminkan nilai berbeda-beda namun tetap satu jua.
Filosofi ini menunjukan hasrat persatuan indonesia harus di wujudkan dengan gotong royong, mendukung dan bersama-sama berkerja tanpa memperlihatkan perbedaan ras atau golongan dalam membangun indonesia maju kedepan.
Korps Mahasiswa GPII mengharapkan kepada masyarakat untuk mensudahi maindset kubu-kubuan dan hilangkan batas-membatasi diri dengan yang lain, Jakarta sebagai Ibukota harus mengawali lebih dulu menyatukan persatuan Indonesia selaras.
Dalam diskusi ini menghadirkan pula Masri Ikoni selaku Ketua Umum Pimpinan Pengurus Gerakan Pemuda Islam (PP GPII) turut menjaga pesatuan indonesia.
Hadir juga dari Pengamat bidang pertahanan dan Keamanan saudara Miftahuddin berbicara stablitas negara serta Pengamat Hukum dan Politik saudara M. D. Gusli Piliang Terkait dampak dan Pasca Pilkada Serentak 2019 Harus Kondusif kembali pada tujuan Bangsa dan negara. (*)
Tinggalkan Balasan