Rimanews.id – Di tengah maraknya persiapan pilkada serentak yang akan digelar pada 9 Desember 2020 mendatang, berbagai persiapan dilakukan para kandidat menjelang perhelatan politik dalam menentukan kepala-kepala daerah di tingkat kota, kabupaten dan provinsi itu.

Ditemui di taman kuliner Landy di bilangan Jatiwaringin, kota Bekasi, Jawa Barat, Direktur Eksekutif ETOS Indonesia Institute Iskandarsyah mengatakan, bahwa ada beberapa hal yang sangat mendasar mengapa perlu disoroti bersama terkait dengan menjelang digelarnya pesta akbar pilkada di 270 kota, kabupaten dan provinsi secara serentak itu, terutama adalah Kabupaten Raja Ampat di Papua Barat.

“Saya menyoroti ini sangat merusak pesta demokrasi di tempat tersebut, mengingat incumbent yang saat ini akan kontes kembali di perhelatan ini banyak hal-hal yang harus diperhatikan dalam setiap mengambil keputusan dukungan terhadap bacalonnya,” kata Iskandarsyah, Sabtu (22/8/2020).

Ia mengatakan bahwa, incumbent di Kabupaten Raja Ampat Papua Barat contohnya adalah salah satu bakal calon yang akan maju dianggap tidak patut didukung.

“Hari ini beliau gembar-gembor soal dukungan parpol-parpol pemdukungnya, hari ini juga saya melihat hanya partai Golkar dan Partai Demokrat yang belum memutuskan mendukung incumbent,” ujarnya.

“Kalau ini terjadi akan berbahaya bagi parpol pendukung maupun pengusung incumbent dikarenakan incumbent banyak mempunyai masalah-masalah hukum sebelumnya, silahkan dukung rampok,” ucap Iskandar sambil tertawa kepada kawan-kawan media.

Selanjutnya, ia pun menyampakan bahwa incumbent juga tersandung persayaratan yang dikeluarkan oleh MRP (Majelis Rakyat Papua) yang menyatakan haruslah putra Papua Barat asli yang boleh memimpin Papua Barat.

“Dan incumbent tak penuhi syarat itu,” terangnya.

Jika partai politik masih mengusung incumbent tersebut setelah mengetahui berbagai masalah hukum menantinya, maka ia pun menyatakan akan pastikan bahwa para parpol akan merugi hingga setidaknya 5 tahun ke depan.

Oleh karena itu, Iskandar juga memberikan nasihat agar incumbent tersebut mengurungkan niatnya untuk maju dalam kontestasi Pilkada 2020 itu.

“Saya usulkan beliau tak perlu maju, karena akan mempermalukan dirinya sendiri,” tuturnya.

Sementara dalam Pilkada 2020 nanti, ia menyarankan agar putra Papua lainnya yang memiliki kualitas dan integritas mumpuni untuk diusung dalam kontestasi politik elektoral itu.

“Apa ada alternatif lain?, saya mengatakan banyak kok putra daerah yang berintegritas, cakap dalam bekerja. Dan saya usulkan kalau memang dari kalangan birokrat saya sangat support itu,” tandasnya. []

Temukan juga kami di Google News.