Peace for Papua, We Love Papua, Indonesia is for Papua, Kitong Basodara,” seru Rudy Siregar, salah satu warga Indonesia di Colorado dalam videonya. Pada 14-15 September yang lalu, masyarakat Indonesia di Amerika Serikat, bersama Amerika Bersatu, Colorado Indonesian Association, #DC4Indonesia, Ikatan Keluarga NTT, Indonesian American of the Carolinas, Indonesian House of New York, Ikatan Warga Indonesia di Hawaii, dan True Friends NY, mengadakan acara Kumpul-kumpul Kitong Basodara di 16 titik di Amerika Serikat yaitu di Arkansas, Atlanta, Austin, Carolinas, Chicago, Colorado, Dallas, Honolulu, Las Vegas, Los Angeles, Minneapolis – Saint Paul, New York, Sacramento, San Francisco, Seattle, dan Washington, DC.
Adapun aksi damai ini diadakan untuk menunjukkan solidaritas sesama masyarakat Indonesia yang berada di Amerika Serikat atas gejolak yang terjadi di tanah Papua. Rangkaian acara dimulai di New York pukul 10:00 pagi, dan dihadiri oleh pelajar-pelajar Indonesia di Washington Square, dan berlanjut pada sore harinya di The Unisphere di New York. Fetti Sinaga, coordinator acara dari New York mengatakan, “Kami berinisiatif mengadakan acara ini di seluruh Amerika Serikat untuk mengingatkan kepada saudara-saudara kami dari tanah Papua bahwa mereka tidak sendirian, dan we got their back. Kita bersatu dalam NKRI dan Republik Indonesia milik kita semua,” ujarnya.
Fransiska Meteray, salah satu warga Indonesia yang lahir di Papua, turut hadir pada aksi damai ini di Charlotte, North Carolina. “Semoga damai and rukun kitong basodara tetap dijaga dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika,” ujar Fransiska. Hal senada disampaikan oleh Esther Sianipar, koordinator Amerika Bersatu dari Twin Cities Minneapolis – Saint Paul. Ia berharap bahwa niatan baik ini juga mendapat sambutan yang baik dari seluruh masyarakat Indonesia baik di dalam
negeri maupun luar negeri.
Beberapa daerah yaitu Dallas dan Sacramento / San Francisco, membuat acara diskusi bersama beberapa pelajar Papua yang tinggal di daerah setempat. “Semoga dengan adanya dukungan dari berbagai organisasi dan masyarakat Indonesia yg berada di Amerika. Masyarakat Papua akan menyadari mereka punya saudara yg menginginkan Papua tetap menjadi bagian dari NKRI,” jelas Yanti Gordon, salah satu koordinator diskusi.
Lain di Atlanta, Chicago, dan Colorado, acara diselenggarakan secara sederhana di salah satu taman terdekat salah satu kediaman warga. Di Austin, TX, acara diselenggarakan di kediaman salah satu anggota Amerika Bersatu yang
kebetulan sedang berdiskusi untuk merayakan Hari Batik pada bulan Oktober mendatang. Dari Los Angeles, Toar Lumingkewas mengatakan bahwa ia ingin merangkul saudara- saudara yang berasal dari Papua dengan kasih.
“Kami sadar bahwa kita tidak bisa begitu saja melupakan masa lalu. Namun sekarang, marilah kita menyambut masa depan yang cerah bersama-sama pemerintahan Pak Jokowi untuk masa depan negara kita yang lebih cerah,” ujarnya.
Di Little Rock, Arkansas, tepat pada sebelum matahari terbenam, masyarakat Indonesia mengadakan jalan bersama tepatnya di Big Dam Bridge yang dilanjutkan dengan foto bersama. Acara ini dikoordinatori oleh Danny Sadli, warga Indonesia yang sudah bermukim di Arkansas sejak tahun 1996.
Di Seattle, Deklarasi Damai dilaksanakan di Angle Lake Park di Seattle. Acara dimulai dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya lalu dilanjutkan dengan doa bersama untuk kedamaian di Papua yang dipimpin oleh Greg Dwidjaya, pembacaan deklarasi, dan ditutup dengan foto bersama masyarakat hadir.
Di Las Vegas, acara dilangsungkan di depan tanda Selamat Datang Las Vegas dengan koordinasi dari Shanty Jones, warga Indonesia yang juga pernah tinggal di Papua. “Yakinlah, kami tak akan tinggal diam untuk Papua, seluruh masyarakat Indonesia yang berada di Las Vegas mencintai Papua!” seru Shanty.
Puluhan warga Indonesia di Washington, DC dan sekitarnya juga berkumpul dan melaksanakan deklarasi damai ini di depan Capitol Hill. “Kami berharap gejolak di tanah Papua segera berakhir. Kitong Basodara!” ujar Joe Wahyudi dari Virginia yang juga bersama istrinya, Fifi Okfrita, sudah bertahun-tahun mengkoordinasikan pengiriman berbagai buku ilmu terapan ke tanah Papua.
“Saya sangat bangga bahwa kita semua dari Amerika Serikat berhasil mengkoordinasikan seluruh kegiatan ini dengan sangat baik. Saya melihat bahwa perhatian saudara-saudara kita terhadap Papua sebagai hal yang sangat positif, dan dengan ini saya berharap semakin banyak sumbangan yang akan kami terima untuk kelanjutan progam kami, yaitu pengiriman buku-buku ke tanah Papua, akan semakin melimpah” ujarnya menutup wawancara.
Rangkaian acara berakhir di Honolulu, Hawaii. Secara khusus, acara ini mendapat dukungan dari Ikatan Warga Indonesia di Hawaii, dan juga dihadiri oleh beberapa warga Papua yang berdomisili di daerah setempat. “Semoga suara kepedulian dan cinta kami kepada saudara-saudara di Papua untuk bersatu membangun negara kita yang tercinta terdengar sampai ke Indonesia,” ujar Lusy. Acara ditutup dengan foto bersama.
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan