Ditengah upaya penanggulangan virus Covid-19, Pemerintah juga dihadapkan terhadap permasalahan lain, seperti ancaman kelompok radikalisme. Mereka diduga memanfaatkan situasi pandemi ini, untuk mencoba memprovokasi masyarakat guna mendiskreditkan Pemerintah. Narasi-narasi yang menyebut bahwa Pemerintah gagal dalam menghadapi virus Covid-19, dimanipulasi oleh mereka untuk menjatuhkan keseriusan Negara untuk melindungi warganya dari ancaman virus Corona.
Untuk mengeliminir penciptaan opini negatif serta provokasi radikalisme, Jaringan Muda Ketahanan Nasional (Jatamnas) menginisiasi diskusi yang dilakukan secara online, untuk memberikan literasi kepada masyarakat akan bahaya radikalisme. Jatamnas mengundang pembicara dari berbagai keilmuan, diantaranya KH. Misbahul Munir Kholil, M.A (Pengurus PBNU) , Achmad Syamsudin, M.Si (Pemred Jurnal Bimas Islam Kemenag RI) dan Rikal Dikri (Influencer Agama Akal TV).
KH. Misbahul Munir Kholil, M.A mengatakan sejatinya agama Islam tidak pernah mengajarkan kekerasan ataupun membuat teror terhadap orang lain. Islam didatangkan ke bumi untuk kemaslahatan umat dan pedoman hidup. Sehingga upaya kelompok-kelompok yang mengatasnamakan ajaran agama Islam namun menggunakan kekerasan, dipastikan bukan berpedoman kepada ajaran agama Islam. “Saya pastikan, jika ada orang yang menghadirkan ketakutan, mengganggu keamanan ataupun membuat umat resah, jelas perilaku tersebut tidak mewakili Islam”, ujar KH. Misbahul Munir Kholil.
Pernyataan itupun juga disepakati oleh Achmad Syamsudin, M.Si (Pemred Jurnal Bimas Islam Kemenag RI). Syamsudin mengatakan bahwa umumnya kelompok radikal ini terlihat sangat arogan. Mereka menolak kelompok-kelompok yang bertentangan dengan ajaran yang mereka yakini. Kelompok radikalisme ini sudah sejak lama berada ditengah-tengah kehidupan warga sekitar. Syamsudin pun juga menyoroti aktivitas kelompok radikal ditengah pandemi Covid-19 yang terjadi saat ini. Melalui kajian-kajian yang dilakukan secara tertutup maupun provokasi melalui media sosial, kelompok radikal memainkan perannya untuk menyebarkan ajaran yang jauh dari ajaran agama Islam pada umumnya. Oleh karena itu, dia meminta Pemerintah terus berupaya menjalin kerjasama dengan para ulama agar ikut serta menyampaikan ajaran agama Islam yang sejuk dan bermanfaat bagi umat.
“Pemerintah perlu bekerjasama dengan para ulama untuk memberikan ajaran islam yang baik, agar narasi-narasi pemahaman radikal yang menjadi kekhawatiran masyarakat bisa diredam”, ujar Syamsudin.
Influencer Agama Akal TV, Rikal Dikri, yang juga bertindak sebagai narasumber, mengatakan bahwa ditengah pandemi covid-19 ini, pergerakan kelompok radikalisme juga harus diwaspadai semua pihak, termasuk masyarakat. Jangan sampai provokasi yang mereka buat, menjadikan warga takut dan khawatir terjadinya tindak terorisme. “Sudah saatnya, masyarakat dan Pemerintah bersinergi menolak ajaran radikal yang mengatasnamakan agama untuk kepentingan kelompoknya”, tegas Rikal Dikri.
Jamtanas sendiri berharap bahwa diskusi ini dapat menyatukan persepsi publik akan ancaman yang dimunculkan oleh kelompok-kelompok yang memiliki keterikatan dengan kelompok khilafah maupun kelompok radikal.

Temukan juga kami di Google News.