JAKARTA – Meskipun gelaran hiburan tahunan Djakarta Warehouse Project (DWP) 2019 yang diinisiasi Ismaya Live selaku promotor mendapatkan perlawanan atau penolakan dari berbagai massa ormas Islam dan ormas lainnya, ternyata sampai malam ini DWP yang diberikan izin oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan itu tak berpengaruh sama sekali alias masih tetap terlaksana.

Penampakan hingga malam ini, ribuan pengunjung / penonton mulai dari remaja, laki-perempuan, nampak hadir dan menikmati musik hiburan tahunan tersebut.

Padahal sebelumnya, berbagai massa mulai dari kelompok Gerakan Pribumi Indonesia (Gerprindo) hingga Gerakan Pemuda Islam (GPI) berunjuk rasa menolak DWP di depan kantor Anies Baswedan. Mereka menyayangkan atas pemberian izin yang diberikan Anies nota bene Gubernur pilihan umat justru pro pada maksiat.

Korlap aksi Abdur mengecap DWP sebagai agenda “penuh maksiat”. Oleh sebab itu ia menuntut Anies membuktikan komitmen agar “kemaksiatan tidak ada di ibu kota”.

“Kami ingin jangan sampai cuma Alexis yang ditutup,” ucapnya menyindir.

Rahmat Himran, koordinator GPI, mengklaim organisasinya beberapa tahun belakangan rutin “menyusup” ke acara tersebut dan mendapati ada praktik pesta miras, seks bebas, dan narkoba. Klaim Rahmat soal narkoba memang belum teruji, dan bisa jadi wacana membawa ribuan massa aksi di lokasi bakal jadi gertak sambal belaka. Namun, terlepas dari konteks itu, penolakan Gerpindo dan GPI bukanlah sesuatu yang baru.

Sementara itu, Pemerintah DKI Jakarta mengklaim telah mempertemukan ormas Islam yang menolak acara musik Djakarta Warehouse Project atau DWP dengan penyelenggara dari Ismaya Live.

“Mereka ada beberapa kali pertemuan dan berkomunikasi dengan para teman-teman yang berseberangan dengan DWP ini,” ujar Plt Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta Alberto Ali di Balai Kota, Jumat 13 Desember 2019.

Alberto menyatakan bahwa pertemuan tersebut sudah beberapa kali dilaksanakan. Dinas Pariwisata juga memantau pertemuan tersebut.

Terkait isu penolakan DPW dugaan tentang narkoba atau seks bebas sudah ditanggapi oleh penyelenggara dengan pernyataan tertulis. “Dinas telah memanggil penyelenggara dan mereka sudah memberikan komitmen tertulis yang menyatakan bahwa taat melaksanakan ketentuan,” ujarnya.

Menurut Alberto, penyelenggara DWP telah memenuhi semua persyaratan sehingga Gubernur DKI Anies Baswedan pun memberikan izin kegiatan.

Alberto menegaskan jika selama kegiatan ketentuan tersebut ada yang dilanggar maka izin DWP akan dicabut. “Pemprov DKI Jakarta memiliki kewenangan untuk mencabut izin apabila ditemukan penyimpangan,” ujarnya.

Untuk diketahui, meski acara baru akan dimulai sekitar pukul 19.00 WIB, dari pantauan awak media di tempat acara, tampak antrean para pengunjung sudah mengular di pintu masuk sejak pukul 16.00 WIB.

DWP hari pertama sendiri akan menampilkan Martin Garrix, Zedd, Blasterjaxx, Coone, Jeffrey Sutorius also known as Dash Berlin, Markus Schulz, Yellow Claw, 22 Bullets , Devarra, dan Special Stage: Barong Family.

Sementara untuk hari kedua yakni Sabtu, 14 Desember 2019 sederet musisi yang akan tampil adalah Disclosure, Skrillex, Bassjackers, Oliver Heldens, R3HAB, Marc Maya,Meduza,Softest Hard, w.W, dan Special Stage: Elrow.

Sementara untuk hari terakhir, Minggu, 15 Desember menampilkan Calvin Harris, Chromeo (DJ set), Jonas Blue, Martin Solveig, Salvatore Ganacci, Generik, dan Yung Bae.

Temukan juga kami di Google News.