JAKARTA – Dalam menjaga Jakarta agar tetap kondusif, Majelis Ulama Indonesia (MUI) akan berada di front paling depan, Jakarta adalah barometernya Indonesia sehingga goncangnya Jakarta, bisa memporak porandakan Indonesia.

Untuk memberikan pembekalan kepada umat melalui Ulama, hari ini Rabu,11/12/2019 Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi DKI Jakarta selenggarakan Sarasehan Kebangsaan.

Demikian dikatakan KH.Munahar Muchtar, Ketua Umum MUI Provinsi DKI Jakarta saat membuka Sarasehan Kebangsaan.

“Apa lagi dalam waktu dekat ini akan ada peringatan terutama menjelang peringatan Natal dan Tahun Baru, maka sebaiknya aparat pemerintah melarang saja jika ada kegiatan-kegiatan yang sifatnya mudlorot, supaya tidak memancing kerusuhan,” ujar KH.Munahar Muchtar.

Sarasehan Kebangsaan yang dihelat di Ruang Audio dr H Djailani, Jakarta Islamic Centre, Koja Jakarta Utara dengan tema ‘Membangun Kesadaran Umat dalam Melawan Radikalisme dan terorisme’ dengan menghadirkan Narasumber Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Gatot Eddy Pramono, yang diwakilkan Dirbinmas, Ketum MUI Provinsi DKI Jakarta KH Munahar Muchtar dan ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) DKI Jakarta Prof DR Dede Rosyada MA.

Sarasehan Kebangsaan yang diselenggarakan Majelis Ulama Indonesia Provinsi DKI Jakarta yang diikuti oleh Para Ulama dan Pimpinan Ormas bertujuan untuk diskusi tentang maraknya istilah radikalisme dan terorisme yang seolah ditujukkan kepada Islam, dan silaturahim antar Ulama agar bisa bersama-sama menjaga Jakarta agar tidak ada lagi peristiwa-peristiwa bom bunuh diri atau lainya yang jelas-jelas bukan ajaran Islam.

“Islam adalah agama rohmatan lil alamin, jangankan bunuh diri atau bunuh orang, bunuh makhluk lainya saja ga boleh, kita diajarkan supaya saling kasih sayang kepada semua mahluk,” kata KH. Munahar Muchtar.

Ketua Umum MUI Provinsi DKI.

Prof. Dede Rosyada dalam menjelaskan radikalisme dan terorisme di Indonesia yang paling mengerikan justru lone wolf (Srigala Kesepian) mereka adalah orang orang yang putus asa, mungkin karena kecewa, karena siperlakukan dengan adil ataj lainya, dan biasanya menyendiri, tidak pernah bergaul tidak solat berjamaah rumahnya berdwby jarang keluar rumah.

Acara ini diikuti oleh 100 peserta, diantara datang pejabat Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Kodam Jaya, Organisasi Masyarakat Islam se-DKI jakarta, FKUB dan MUI tingkat Kota di DKI Jakarta.

Temukan juga kami di Google News.