JAKARTA – Pendiri Pusat Studi Politik dan Kebijakan Strategis Indonesia (Polkasi), Stanislaus Riyanta mendorong agar Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) bisa memaksimallan diri untuk menggalang kalangan muda Indonesia agar tidao tergoda dengan kelompok berpaham radikal.
Karena menurutnya, pencegahan paham radikal bagi kalangan generasi muda Indonesia adalah pekerjaan yang penting.
“BPIP ini agar menguatkan Pancasila kepada pemuda agar tidak tergoda untuk bergabung dalam ideologi radikalisme,” kata Stanislaus di bilangan Tomang, Jakarta Barat, Jumat (24/7/2020).
Hanya saja, Stanislaus yang juga pengamat intelijen dan keamanan ini memandang bahwa upaya pencegahan paham radikalisme dan intoleransi di kalangan generasi muda Indonesia tidak bisa dikerjakan oleh satu elemen atau lembaga saja, perlu ada kolaborasi yang saling tersinergis antar satu dengan lainnya.
Karena dikatakan Stanislaus, sejauh ini kerja-kerja pencegahan masif dilakukan oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), tapi perlu ada penguatan lainnya dengan pelibatan lembaga-lembaga lainnya, baik itu BPIP, Kepolisian, maupun lembaga-lembaga terkait.
“Tidak bisa hanya ditangani satu instansi BNPT saja, tapi semua pihak agar ikut terlibat,” tuturnya.
Selanjutnya, Stanislaus juga mengingatkan bahwa pergerakan kelompok berpaham radikal dan intoleran masif menyasar kalangan milenial yang tengah gandrung dengan akses media sosial dan teknologi informasi lainnya. Dan platform-platform tersebut juga diharapkan menjadi target untuk memberikan kontra opini dan kontra narasi agar bisa dilakukan pencegahan-pencegahan paham radikal dan intoleran masuk ke kalangan muda Indonesia.
“Narasi radikal yang masuk di Internet perlu dilakukan upaya counter,” pungkasnya.
Tinggalkan Balasan